Wednesday, October 31, 2007

Kakekku dan Ayam Sang Kolonel




Pada suatu hari di Libur lebaran tahun 2007, saya mengajak kakekku yang baru datang dari Krian sebuah kota kecil di Jawa Timur, berjalan-jalan ke sebuah mall besar di Kota Bandung. Suasana mall yang cukup besar dan luas tersebut sangat ramai, karena di Mall ada sebuah Hypermarket asal Perancis. Kakekku itu ingin melihat seperti apa "Toko Kelontong Gedhe yang Segala Ada" demikian beliau menyebut hypermarket besar itu.

Setelah lelah berjalan-jalan dan berputar-putar di dalam mall, perut kami berdua mulai merengek minta diisi. Saya kemudian mengajak kakek ke gerai fast food "M" yang menyajikan burger. Karena penuh, maka kami terpaksa menunggu untuk mendapatkan tempat duduk. Sambil menunggu, saya bertanya pada kakekku itu, kira-kiranya apa yang hendak beliau pesan untuk disantap. Tanpa melihat daftar menu yang terdapat diatas kasir, beliau dengan mantap langsung menyebutkan "Ayam aja.. le", "Nggak mau nyoba Hamburger Mbah ?" tanyaku lagi... "Nggak le...udah si Mbah ayam aja" jawab si Mbah. Akhirnya, kami memesan ayam goreng krispi yang tampak sedikit hitam.

Esok harinya, Kakkeku itu mengajak jalan-jalan lagi, kali ini beliau saya ajak ke pusat elektronik terbesar di Kota Bandung. Setelah terheran-heran melihat "TV setipis triplek" dan terkaget-kager ketika dikejutkan oleh suara menggelegar yang keluar dari seperangkat High end Home Theatre, yang sedang didemokan, kemudian saya mengajak kakekku itu mampir ke sebuah
fastfood burger lagi, kali ini berinisial "W" yang berada tidak jauh dari tempat itu. Karena tidak begitu penuh, kami langsung dilayani oleh pelayannya. Ketika saya bertanya lagi hendak makan apa, sekali lagi dengan mantapnya kakekku menjawab, " Si Mbah ayam lagi ya le, tapi jangan yang kemelatak kayak kemarin.." "Lho, kemaren kan sudah ayam Mbah, mosok sekarang si Mbah mau ayam lagi ?" tanyaku mencoba untuk menawarkan alternatif. "Wes tho le, si Mbah ayam aja, soalnya si Mbah dari dulu sukanya Ayam..". Demikianlah, sekali lagi kami makan ayam goreng di resto cepat saji itu.

Dua hari kemudian, kami berjalan-jalan lagi, kali ini bersama sepupuku-sepupuku beserta Pakdhe dan Budeku yang datang menyusul dari Surabaya. Setelah berkeliling ke beberapa FO dan belanja brownies di sebuah toko kue terkenal di Jalan Dago Bandung, kami memutuskan untuk makan "Roti Italiano" di resto cepat saji "PH", yang berada di Jalan Dago. Karena resto itu sangat penuh, maka kami duduk-duduk di luar sambil menelaah daftar menu, mencoba untuk memilih kiranya topping apa yang cocok dengan selera kami sore itu. Ketika kakekku disodori daftar menu, dengan kening berkerut, beliau membalik-balik halaman demi halaman daftar menu itu dengan cepat, untuk kemudian disodorkan kembali kepada kami. "Ah, si Mbah kayaknya munek2 kalo makan yang beginian, si Mbah biasa saja lah... ayam aja seperti biasa, le". Lha, tentu saja kami menjadi bingung, karena di resto cepat saji yang satu ini tidak ada menu ayam, dan pada saat yang bersamaan, kami dipanggil masuk karena sudah ada meja yang kosong. Saya berembug sebentar dengan istri saya, pakde, budhe dan anak-anak. Akhirnya disepakati, kalau Istri, Pakde, Budhe, dan anak2 tetap makan di PH, sedangkan saya mengantarkan kakekku itu ke resto cepat saji "Sang Kolonel" yang berada tidak jauh dari PH. Tanpa bertanya lagi, saya langsung memesan 2 paket untuk saya dan kakekku itu. Setelah makan, tanpa diduga, ternyata kali ini kakekku minta tambah. Tidak tanggung-tanggung, si Mbah minta 2 dada ayam, dan langsung habis. Setelah "kelakaren" beberapa kali, sambil menepuk-nepuk perutnya, si Mbah tersenyum puas. "Nah kalo yang ini ayamnya enak. Si mbah suka ayam yang disini... uenak tenan..." ujarnya sambil tertawa... "Lha memang disini, jagonya ayam Mbah.." jawab saya sambil tertawa. "He ? Ayamnya ayam jago yang digoreng ??" tanya Kakekku sambil mengerutkan kening. Sebelum pulang, Si Mbah memintaku untuk membeli beberapa potong lagi, untuk dibawa ke rumah.

***

Fast food atau restoran cepat saji, mulai populer di Indonesia pada awal 1980-an. Sebagian besar fast food yang merambah pasar Indonesia berasal dari Amerika. Saat ini tercatat ada beberapa nama besar di dunia "Junk Food" Amerika, yang membuka gerai di Indonesia. Sebagai pelopor di Indonesia, adalah Ayam sang Kolonel, atau sering kita kenal sebagai "Kentucky Fried Chicken", meskipun di negara asalnya, gerai ini bernama "The Colonel". Pada jamannya, ketika gerai pertama Sang Kolonel buka di Jakarta, langsung menjadi trendsetter tersendiri ketika itu. Dulu sampai ada pendapat, belum gaul kalo belum makan di "Kentuki", demikian orang-orang dulu menyebutnya.

Bahkan setiap golongan masyarakat selalu menyempatkan dan "memaksakan" diri untuk bisa makan di resto cepat saji ini. Melihat animo masyarakat yang cukup besar terhadap gerai ayam cepat saji ini, direspon oleh beberapa pengusaha, dengan munculnya gerai-gerai serupa yang berusaha mengimitasi ayam "Kentuki" ini. Ada gerai yang memang berasal dari luar (biasanya dari Amerika), dan ada pula gerai lokalan, yang mengimitasi dengan memakai nama-nama kota di Amerika, seperti California, Texas, Washington, Chicago, dan Vegas. Seiring berjalannya waktu, beberapa bertahan, dan beberapa rontok. Namun, bagi sang pioneer, berkembangnya KFC, menjadi titik tolak perkembangan Fast Food di Indonesia, yang pada tahap berikutnya berhasil membuat image di setiap benak orang Indonesia (pada waktu itu) bahwa fast food adalah ayam. Ayam adalah fast food.

Disetujuinya aplikasi Mr. Bambang Rachmadi untuk mengageni waralaba McDonalds membawa babak baru dalam dunia fastfood Indonesia. Gerai pertama McD di Gd Sarinah Jakarta pada Februari 1991 sempat mengubah persepsi orang Indonesia, bahwa fastfood adalah ayam. Pada jaman itu, trendsetter adalah burger, BigMac, Cheese Burger, dan Beef Burger. Bukan lagi Original recipe, dan Crispy. Dan McD berjaya mengantarkan budaya Burger ke dalam menu masyarakat Urban di Indonesia. Kesuksesan McD ini ditunjang dengan murahnya harga burger McD saat itu, dan rasanya yang memberi pilihan baru bagi para penggemar fast food di Indonesia yang selama ini hanya disuguhi ayam dan ayam.

Namun, yang namanya Burger tentunya belum terlalu akrab dengan semua lidah orang Indonesia, dan budaya makan burger tentu saja belum terbentuk saat itu. Akhirnya manajemen McD berinisiatif untuk menambah menu, agar lebih banyak pelanggan dapat datang dan makan di gerai mereka. Pilihan mereka adalah : AYAM. Dengan pertimbangan, bahwa harga ayam saat itu masih terjangkau, dan masih menjadi menu favorit. Akhirnya, terjadilah sesuatu yang belum terjadi di McD manapun di dunia, McD menyuguhkan menu ayam di gerainya selain Burger. Dan karena persepsi yang sudah terlanjur terbentuk bagi orang Indonesia, bahwa Fastfood adalah ayam, maka kehadiran McD semakin populer dengan cepat, melalui menu barunya, McD Fried Chicken. Ketika Krisis Moneter dan jatuhnya nilai rupiah terhadap Dollar US mengacaukan perekonomian Indonesia, harga Burger McD yang saat itu sangat murah, tidak lagi dapat dipertahankan pada level "harga murah", dan burger McD pun menjadi mahal. Fried Chicken akhirnya malah menjadi sumber pemasukan utama, dan penyelamat bagi McD.

Masuknya beberapa nama Internasional ke dalam kancah franchise fast food di Indonesia seperti Arbys, A&W Burger, Burger King, dan Wendy's, yang semuanya adalah raja-raja Burger di negaranya, semakin meramaikan kancah fast food di Indonesia. Beberapa diantara mereka, menggunakan ide untuk menambah Menu Fried Chicken sebagai side menu, sebagai alternatif menu utama mereka, Burger. Walhasil, penjualan Fried Chicken di gerai-gerai fastfood yang sebetulnya tidak berspesialisasi pada ayam goreng menunjukkan angka yang memuaskan, bahkan jika dibandingkan dengan menu spesialisasi mereka. Mungkin anda juga sering mengunjungi gerai-gerai burger ini, dan mendapati bahwa sebagian besar pembeli lebih memilih fried chicken daripada membeli Burger. Hal ini semakin memantapkan image di dalam benak orang Indonesia, bahwa yang namanya fast food adalah Ayam Goreng...

***

Akhirnya, tiba juga waktu bagi Kakek, dan keluarga Pakdhe untuk pulang ke Krian. Saya mengantarkan mereka ke stasiun Bandung, karena mereka pulang ke Jawa Timur menggunakan KA. Argo Wilis. Di ruang tunggu Stasiun, si Mbah kasak-kusuk, kemudian berbisik di telinga saya, "Le, si Mbah pengen bawa bekel buat di sepur...keretanya kan sampe malem ya ?". "Monggo Mbah.." jawab saya. Dan kami pun menghampiri gerai Dunkin Donuts yang ada di ruang tunggu stasiun. "Silahkan, ada yang bisa dibantu Pak..." sapa sang pelayan dengan ramah, "Dik, saya minta ayam gorengnya ya dua... jangan yang kemelatak ya Dik..." jawab si Mbah dengan kalem...Tentu saja, sang pelayan langsung bengong. Dan saya hanya bisa tertawa. Oalaaaah si Mbah...si Mbah... !!!

Foto-foto didapat dari :
http://www.istockphoto.com/
http://chicago-typewriter.blogspot.com/

Tuesday, October 23, 2007

Menghargai Orang, Perlukah ??


Loe, gw, ente, kamu, memang paling enak dipakai dalam bahasa sehari-hari pergaulan. Tentunya sapaan ini dipanggilkan buat teman sebaya atau teman segank, yang emang bakalan jadi aneh, kalo kita memakai bahasa-bahasa yang formil untuk berkomunikasi dengan teman akrab/sebaya kita. Atau sekedar menyebut langsung nama teman kita, tanpa embel-embel Mas, Pak, Mbak dan sebagainya yang mungkin terkesan terlalu formil... "Bikin nggak akrab, begitu kalo pake Pak-pakan, atau mas-masan.." ujar seorang mahasiswa yang pernah saya tanyai pendapatnya.

Nah, dimanakah saat yang tepat kita menggunakan pemakaian Mas, Pak, Mbak, Ibu, ketika kita berkomunikasi dengan seseorang ? Beberapa orang yang pernah saya mintakan pendapat, mengatakan bahwa panggilan-panggilan tersebut tetap perlu, untuk mengesankan kepada orang tersebut bahwa kita menghargai mereka, dan dengan sendirinya mereka pun akan menghargai kita, tanpa harus menghilangkan faktor keakraban itu sendiri...

Kapan kita sebaiknya menggunakan sapaan Mas, Pak dan sebagainya itu ? Menurut Dr. Andi Abdul Muis seorang pakar Komunikasi, kita sebaiknya memakai sapaan tersebut pada kondisi2 sebagai berikut :
  1. Kita sadar orang yang kita ajak komunikasi jauh lebih tua dari kita, minimal perbedaannya adalah 5 tahun.
  2. Orang tersebut memiliki hubungan ke-senioritas-an dengan kita.
  3. Orang tersebut adalah orang yang memiliki hubungan vertika dengan kita, misalnya atasan, guru, dosen, tutor kita
  4. Orang tersebut adalah saudara dekat kita.
  5. Orang tersebut memang sudah terkenal dan pantas untuk kita hormati.
Bagaimana jika kita tidak membiasakan untuk melakukan 6 poin diatas ? Memang tidak ada sanksi yang bisa memaksa kita untuk membiasakan diri menggunakan panggilan-panggilan tersebut. Namun, sebaiknya, kita membiasakannya, untuk kebaikan kita sendiri.


Tampaknya mungkin hal ini sepele, namun bisa berakibat fatal kalau tidak dibiasakan dilakukan. Saya memiliki seorang teman. Katakanlah usahanya adalah sebuah bidang jasa di dunia per-internetan. Sang pengusaha ini masih muda sekali, katakanlah masih di awal usia 20-an. Kebiasaannya sejak dulu selalu memanggil nama langsung kepada orang-orang yang dikenalnya, bahkan jika orang tersebut jauh lebih tua. Dia bahkan memanggil suami kakaknya yang berbeda 15 tahun umurnya dengan dirinya secara langsung..."Dang...dang..." (Nama suami kakaknya adalah Dadang).

Karena kebiasaannya ini lah, usahanya sulit berkembang. Banyak rekannya yang berminat menggunakan jasa yang dijual teman saya ini, batal hanya karena, teman saya ini berkomunikasi selalu hanya memanggil nama saja, tanpa embel2, Mas, Pak, dan sebagainya. "Bagaimana Gus, jadi menggunakan jasa saya...?" demikian pernah saya dengar ia berbicara dengan seorang calon klien yang bernama Gusman, yang saya tahu persis umurnya 15 tahun lebih tua dari teman saya itu. Pak Gusman tampaknya tersinggung, dan dia membatalkan segala macam kerja sama yang sudah direncanakan bersama teman saya itu...

Sebenarnya, kebiasaan ini akan membuat kita juga dihargai oleh orang, minimal jika kita membiasakan memanggil mereka Mas/Mbak, pasti mereka juga akan memanggil kita dengan panggilan yang sama, memaki Mas/Pak/Mbak/Bu.... Berkesan Feodal ? Mungkin, tapi percayalah..., cara-cara berkomunikasi seperti inilah yang terbaik di Indonesia...

Polisi dan Warnet

Ini adalah sebuah kisah baru yang akan menjadi klasik. Bahwa Polisi Indonesia kini mempunyai musuh baru, yaitu Warnet. Lho, kok aneh ? Lha begitu kok kenyataannya. Berbagai resort di berbagai kota kini menargetkan Warnet-warnet sebagai Target Operasi. Waduh, apa warnet-warnet sekarang disamakan sama perampok, pencopet, preman dan garong ? Entah juga ya....

Dengan dalih merazia pemakaian software ilegal, Polisi-polisi pun merajalela memasuki warnet-warnet, membuat pemiliknya berdiri kaku gemetaran, bak maling ayam kepergok mengambil ayam Pak RT.

Kisah-kisah tak sedappun bermunculan dari kiprah razia ini. Tapi dari semua nya sebetulnya masih bisa ditarik kesimpulan, bahwa orientasinya tak lain adalah UUD.
Duit..duit... lagi-lagi uang....!!!

Bahwa warnet memakai software bodong untuk beroperasional adalah salah, itu betul. Bahwa membajak adalah sama dengan mencuri, betul juga, walaupun nggak sepenuhnya bisa di-amini 100%.

Satu kisah tidak sedap terjadi di Bandung belum lama ini. Sebuah warnet di bilangan Terusan kiaracondong didatangi oleh beberapa polisi dari Polsek (ya betul, Polsek !!) Kiaracondong. Seperti biasa sang pemilik ditanya ini itu mengenai keabsahan legalitas Microsoft WindowsXP yang dipakainya. Berhubung software bodong, akhirnya sang pemilik pun mengakui bahwa dia tidak memiliki legalitas apapun. Kemudian sang Polisi pun mulai membacakan "ayat-ayat" pasal2 KUHP mengenai kejahatan pembajakan software, dengan mengancam bahwa semua komputernya akan disita, dan sang pemilik akan ditahan. Selang beberapa menit, sang polisi pun mengajak si pemilik keluar, untuk mengadakan suatu "perundingan". Ternyata si Polisi menawarkan uang "penyelesaian masalah" sebanyak 5 juta rupiah ! "Gini aja deh Pak, Bapak bayar ke saya 5 juta, buat biaya sidangnya, nanti Bapak boleh bawa lagi komputernya, dan pake aja lagi windowsnya gak apa-apa kok, saya yang jamin..." Busyet Deh !!

Cerita lain yang terjadi, saya cuplik dari blog-nya Pak Adinoto, http://adinoto.org, ada sebuah perusahaan, pemiliknya adalah seorang yang sadar legalitas software adalah penting... Dia melengkapi semua softwarenya (Microsoft Based) dengan lisensi resmi. Namun, ketika sampai juga saatnya dirazia polisi, ada aja celah yang digunakan penegak2 hukum kita ini untuk mencari-cari kesalahan. : “Loh anda kan pake Microsoft Windows Home Edition, nah ini kan dipake di kantor, mana bisa pake versi Home Edition” Busyet deh sekali lagi... emang ada aturan Kalo windows Home edition nggak boleh dipake kerja ??? Aturan dari mana itu ?? Di EULA nya juga nggak ada ketentuan gitu.. Udah gitu polisinya lebih nyeleneh lagi... “Gini aja, situ bayar 12 juta cash, nah situ kan punya anjing, gua juga punya anjing seperti itu tapi betina (gua ga inget tipenya), nah bayar 12 juta cash saja sisanya tolong cariin jantannya sehingga gua bisa punya turunan anjing itu” Buset apaan nih maksudnya ? Lucu banget.

Di lain kota, Polisi merazia sebuah warnet game, karena kedapatan menggunakan XP illegal. Beberapa komputer disita sebagai barang bukti. Setelah disepakati tebusan yang diminta sekian juta, barang boleh diambil. Sayangnya ketika diambil, isinya udah nggak lengkap. Ada yang harddisknya ilang, DDR nya musnah, Mainboardnya raib... Di kota lain, ada juga warnet yang sudah berlegal ria masih juga kena gerebek sama aparat, sekali ini alasannya mereka nggak percaya kalo windowsXP original milik warnet tersebut bener2 asli.. karena nggak ada kotaknya... padahal CD Windowsnya asli berhologram, sertifikasi resmi, no. seri resmi. Jadi kotak pun ternyata penting !

Di lain kota lagi di daerah Jawa Tengah utara, ada warnet di sweeping meskipun semua windowsnya asli. Salahnya dimana ? Karena mereka nggak beli Windowsnya di kota dimana warnet tersebut berada, dan karena warnetnya nggak lapor-lapor ke polsek setempat waktu buka... lucu bukan ?

Ada satu cerita lucu, sepercik penyegar di udara mendung mengenai cerita sweepingan polisi ini. Masih di seputaran Depok kota, seorang pemilik warnet berinisiatif memasang skin/themes untuk windowsXP nya dengan themes Linux Ubuntu. Tadinya hanya sekedar iseng, tapi ternyata di kemudian hari hal itu menyelamatkan dirinya. Beberapa minggu kemudian, beberapa polisi datang ke warnetnya, seperti sudah kita ketahui bersama, hendak "ngobyek" menanyakan kelegalitasan system operasi warnet itu. Ketika mereka memeriksa komputer-komputer itu mereka bingung melihat "desktop aneh" yang tidak mereka jumpai di kantor mereka. Apalagi sang pemilik -yang menangkap gelagat bahwa Polisi kebingungan- langsung mengatakan "Kami nggak pake windows pak, tapi pake Linux, distro Ubuntu.." Kemudian bla..bla..bla.. menjelaskan mengenai apa itu Linux, apa itu opensource, apa itu... segala macam. Sang polisi tampak sakit kepala. kemudian cepat2 ngeloyor pergi setelah minta beberapa puluh ribu "uang rokok"...

***
Separah itukah aparat kita dalam menyikapi permasalahan HAKI di negara kita ? Sementara para penjual Software Ilegal dan Bajakan termasuk Microsoft Windows XP dan Vista, masih bebas beroperasi, bahkan di mall2 besar.. tentunya karena mereka sudah memberikan "pasokan-pasokan" dan "umpan-umpan manis" sehingga tidak diganggu gugat.... Bukankah jika ingin memerangi software ilegal harus dimulai dari pengedarnya ???




Wednesday, October 10, 2007

Kronologger Addict...

Sudah lebih 2 bulan ini, saya ketagihan sama situs yang satu ini. Dimaksudkan oleh Kukuh (sang Founder) sebagai alternatif blogging service, ternyata hasilnya malah lebih mengasyikkan daripada sekedar blogging Konvensional. Menggunakan format "micro blogging" sehingga posting hanya dibatasi 150 karakter, maka posting tentunya hanya singkat2 saja. Misalnya "Saya sedang makan di warung tegal", atau "Saya sedang mendengarkan dosen yang menyebalkan di ruang kuliah". Posting-posting singkat seperti itu. Tapi, yang membuat Kronologger mengasyikkan, adalah, posting2 yang kita post biasanya akan segera mendapat tanggapan dari para Kroner (istilah bagi para user Kronologger). Dan tentunya, tanggapan2 ini biasanya aneh-aneh, kalo nggak bisa dikatakan "nyeleneh". Tapi itulah yang membuat Micro Blog ini istimewa. Posting2 singkat ditanggapi oleh berbagai macam orang dengan latar belakang yang berbeda pula. Jadinya, satu permasalahan bisa ditanggapi serius, atau malah dijadikan bahan bulan-bulanan. Singkatnya, kronologger ini seperti Blogger, Chating Room, dan Forum, dijadikan satu.

Feature yang sangat istimewa adalah, posting ke Kronologger ini bisa menggunakan Ponsel yang berkemampuan GPRS. Cukup mengetikkan http://kronologger.com/gprs sang user (yang sudah terdaftar di situs Kronologger) dapat menggunakan Ponselnya sebagai media pengirim posting ke situs Kronologger. Bahkan, dimungkinkan pula untuk mengirim Gambar (diistilahkan oleh para Kroner, skrinsyut, dari kata Screenshoot) untuk melengkapi posting kita. Benar2 mengagumkan dan mengasyikkan. Terlebih lagi, mulai beberapa hari ini, posting maupun reply bisa dilakukan melalui Yahoo Messenger.

Dengan kelebihan-kelebihan ini, tidak heran, jika para kroners semakin ketagihan. Ada beberapa kroners yang menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk membeli pulsa, agar bisa posting ke Kronologger ini, ada yang betah berjam-jam duduk di depan komputer kantornya, sekedar untuk memberi komentar berbagai macam posting dari rekan2 kroner lainnya.

Anda tertarik ? Silakan bergabung di http://kronologger.com, jika Anda ketagihan, berarti anda sudah di jalan yang benar !!

Friday, October 20, 2006

Nasehat Rasulluloh Pada Bulan Ramadhan


Selain memerintah shaum, dalam menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah
selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan ketika memasuki bulan Ramadhan.
Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi
Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan
oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah,
amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat.....Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.

Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia, sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: "Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian."

Rasulullah meneruskan: "Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air."

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangan nya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: "Aku berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?" Jawab Nabi: "Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu
tathawwu'."

"Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain."

"Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya."

"Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun
berkurang."

Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu."

"Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka."

"Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya."

"Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka."

"Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga." (HR. Ibnu Huzaimah).

Monday, October 09, 2006

Kemenangan "Keberuntungan" Alonso


Pembalap Ferrari, Michael Schumacher terancam gagal merebut gelar juara di penghujung karier, setelah mobilnya mengalami gangguan mesin pada GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Minggu (8/10). Ia terpaksa mengundurkan diri pada lap ke-37 dan harus rela melihat rivalnya, Fernando Alonso naik podium tertinggi.

Unggul 10 angka membuat Alonso kembali ke puncak, setelah pekan lalu sempat disalip Schumi. Untuk memastikan gelar juara dunia keduanya, pembalap yang mengemas 126 angka itu hanya memerlukan satu angka pada seri terakhir di Brasil, pekan depan.

Hasil balapan yang digelar untuk terakhir kalinya di Sirkuit Suzuka itu, tentu saja membuat Schumi kecewa. Dengan peluang yang kian menipis, ia menganggap perebutan gelar musim ini telah berakhir.

Untuk menutup kariernya dengan manis, Schumi mutlak harus meraih kemenangan pada GP Brasil di Interlagos. Namun, syarat lainnya, Alonso harus gagal mencetak angka atau gagal finis. Jika itu terjadi, Schumi dan Alonso kembali meraih angka yang sama, 126 poin. Namun, gelar juara akan menjadi milik Schumi karena unggul jumlah kemenangan.

Namun, Schumi mengatakan, Alonso, sang juara bertahan dipastikan kembali menjadi juara. ”Buat saya, balapan ini telah berakhir. Tapi, kami tetap ke Brasil untuk merebut gelar juara konstruktor,” katanya.

Ia mengaku, tidak ingin menjalani balapan dengan harapan lawan mengalami kerusakan mesin. ”Itu bukan cara yang saya inginkan,” ujar Schumi.

Ferrari, yang diwakili Direktur Teknik Ross Brawn, mengaku belum putus asa. Mereka berharap akan terjadi keajaiban. ”Ini belum berakhir dan kami tidak akan menyerah,” ujarnya.

Alonso juara

GP Jepang yang diprediksi akan diwarnai hujan, justru berlangsung pada suhu ideal, 24 derajat Celcius. Balapan yang pada dua lap pertama sempat dipimpin Felipe Massa berlangsung menarik. Pada lap ketiga, juara dunia tujuh kali, Schumacher mengambil alih pimpinan hingga lap ke-37, sebelum mesinnya meledak.

Kejadian ini membuat Alonso mengambil alih lomba hingga finis. ”Kemenangan ini sangat mengejutkan. Pada dua balapan sebelumnya, saya selalu mengalami masalah. Masalah ban menimpa saya pada balapan di Hongaria dan mesin di Monza,” ujar Alonso.
Pembalap berusia 25 tahun itu juga mengaku hampir tidak percaya dengan kegagalan Schumi. ”Saya hampir saja tidak percaya melihat ia berhenti. Melihat mesin Ferrari bermasalah adalah sesuatu yang sangat langka,” ujar Alonso. Memang betul, terakhir mesin Ferrari Schumi gagal, sekitar 6 tahun lalu. Satu masa yang sangat lama, dan membuktikan bahwa mesin Ferrari memang sangat reliable. Sayang reabilitas itu hilang, justru pada masa yang sangat krusial seperti pada saat ini....

Saturday, October 07, 2006

Ketika Malaikat maut Datang ke Samarkand


Pada suatu hari, pengikut seorang Sufi di Bagdad sedang
duduk di sudut sebuah warung ketika didengarnya dua mahkluk
sedang bercakap-cakap. Berdasarkan apa yang dipercakapkan
itu, pengikut Sufi tersebut mengetahui bahwa salah satu
diantara yang sedang berbicara itu adalah Malaikat Maut.

"Saya bertugas menemui sejumlah orang di kota ini selama
tiga minggu mendatang." kata Malaikat itu kepada temannya
bicara.

Karena takut, pengikut Sufi itu menyembunyikan diri sampai
yang berbicara itu berlalu. Kemudian, setelah memeras otak
bagaimana caranya menghindarkan diri dari maut, ia
memutuskan bahwa apabila ia menjauhkan diri dari Bagdad,
tentunya Maut tak akan bisa mencapainya. Berdasarkan alasan
itu, iapun segera menyewa kuda yang tercepat, dan memacunya
siang malam menuju Samarkand.

Sementara itu Malaikat Maut menemui guru Sufi; mereka berdua
membicarakan beberapa orang. "Dan di mana gerangan
pengikutmu Si Anu?" tanya Maut.

"Tentunya ia ada di kota, sedang merenungkan sesuatu,
mungkin di sebuah warung minum," jawab Sang Guru.

"Aneh," kata Sang Malaikat. "Ia terdapat dalam daftarku. Ya,
betul, ini dia; dan aku harus menjemputnya dalam waktu empat
minggu ini di ....... Samarkand, ya, Samarkand."

Evaluasi Shaum Kita, Sudah Sampai Manakah ?


Tak terasa, shaum di bulan penuh berkah dan ampunan ini sudah berjalan setengah jalan. Kita memasuki babak-babak semi final dan final pada bulan penuh berkah ini. Ada satu hal yang selalu dilakukan oleh para Sahabat Rasul pada saat bulan Ramadhan sudah memasuki 10 hari yang kedua. Dikisahkan Umar bin Khatab selalu mengevaluasi diri dengan memukuli kakinya "Apakah yang sudah saya perbuat hari ini, untuk agamaku, rakyatku ?". Suatu perbuatan yang sangat mulia dan tentuya sulit dilakukan oleh kita.

Tanpa adanya evaluasi, tentunya kita tidak akan bisa mengambil hikmah Romadhon, terutama bagaimana prestasi kita bulan Romadhon ini, apakah lebih baik dari Romadhon tahun lalu, ataukah malah lebih jelek ?

Mari kita merenung sejenak, bertafakur, mengingat bagaimana kualitas shaum kita hingga pertengahan bulan Romadhon ini, dengan menjawab jujur beberapa pertanyaan di bawah ini :

  1. Sudahkah kita meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Alloh SWT dan hal-hal yang membatalkan shaum, selain makan dan minum ?
  2. Sudahkah kita ikut men-shaum-kan panca indera kita ? Atau puasa kita hanya sekedar menahan lapar dan haus saja ?
  3. Sudahkah kita memperbanyak ibadah kita, terutama sholat2 wajib, sudahkah kita melalukan 5 x sehari ? Jika sudah, di awal waktukah kita melakukannya ?Jika sudah di awal waktu, di manakah kita melakukannya ? Sholat wajib yang terbaik adalah di Mesjid, tepat waktu, dan berjamaah.
  4. Sudahkah kita memperbanyak membaca Al-Quran ? Sudah sampai Juz berapa kita hari ini ?
  5. Sudah kah kita menunaikan Zakat kita ?
  6. Sudahkah kita bersedekah dan berinfaq ?
  7. Sudahkah kita menolong / menyenangkan orang di sekitar kita ?
Coba evaluasi puasa kita. Bagaimana jawaban kita terhadap pertanyaan2 diatas. Jika masih banyak pertanyaan di atas tidak bisa kita jawab, atau kita jawab dengan belum...sebaiknya cepat-cepat perbaiki kualitas shaum kita. Belum tentu kita akan bertemu dengan Ramadhan tahun depan, karena umur kita merupakan rahasia Allah SWT semata...

Friday, October 06, 2006

SELAMAT JALAN DEWI....

Rabu, 4 Oktober 2006, Jam 15.44 telpon berdering. Dering yang ternyata membawa berita duka. Widya, istriku, mengangkat telpon itu, dan segera mendapati bahwa orang yang sedang berbicara di seberang sana adalah Wenda, seorang rekan yang pernah bekerja pada kami, yang berusaha berbicara sambil menahan perasaan yang mendalam. "Teh...maaf mengganggu..." Katanya dalam bahasa Sunda, masih dengan nada yang tercekat. "Mung bade ngawartosan, Dewi ngantunkeun tadi tabuh 2 siang.." (Cuma mau memberi tau saja bahwa Dewi meninggal dunia, tadi siang jam 2).

Seketika itu juga Widya seperti disambar kilat di siang hari bolong. Berita yang sangat mengejutkan. Dewi adalah istri Wenda, yang sebetulnya sudah demikian dekat dengan keluarga kami, bahkan sudah kami anggap sebagai saudara. Keluarga Wenda, hampir semuanya pernah bekerja sejak bertahun2 lalu pada keluarga kami. Sehingga tidak heran, kalau mereka sudah seperti saudara bagi kami.

Dewi dan Wenda menikah pada April 2006, tidak lama sebelum kami menikah. Dan mereka sudah dikaruniai seorang putra, Fachry, yang baru saja menapakkan langkahnya di jenjang TK-B.

Adalah hal yang sangat mengagetkan, sekaligus juga cukup mengharukan. Bagaimana tidak, menurut Wenda, Dewi pada hari terakhirnya di rumah pada Selasa 3 Oktober 2006, tidak menunjukkan gejala-gejala sakit, apalagi menderita suatu penyakit parah yang mematikan. Sebetulnya saat itu Dewi sedang hamil 4 bulan. Ketika di USG, ternyata anaknya kembar.

Pada hari itu Dewi beraktifitas seperti biasa. Menyediakan makanan untuk sahur suaminya, dan mengantar anaknya sekolah yang kebetulan tidak jauh dari rumah mereka di daerah Lingkar Selatan Bandung. Menurut Wenda, mereka sebenarnya berencana untuk berjalan-jalan ke Ciwalk untuk "ngabuburit". Namun rencana tinggal rencana. Wenda mendapati Dewi keluar dari kamar mandi sambil menggigil kedinginan, padahal hari itu panas luar biasa. Menyangka bahwa istrinya hanya masuk angin karena mandi air dingin, Wenda pun tidak terlalu kuatir dan hanya membalur punggung istrinya dengan minyak angin, dan memijatnya sedikit. Namun keadaan Dewi tidak lah semakin baik, malah sebaliknya. Tubuhnya semakin dingin, dan napasnya mulai tampak sesak. Pada pukul 14.30, Wenda akhirnya berusaha membawa istrinya ke Bidan dekat rumahnya, yang kemudian karena melihat kondisi Dewi, merujuknya ke rumah sakit terdekat, RS Muhammadiyah.

Dengan pikiran tidak menentu, Wenda pada pukul 20.25 malam membawa istrinya bergegas ke RS Muhammadyah. Ketika dokter piket disana memeriksa keadaan Dewi, mereka langsung memerintahkan agar Dewi segera masuk ruang ICU (Gawat Darurat). Wenda semakin panik.
Keadaan Dewi semakin menurun. Pukul 4 pagi, napasnya mulai sesak kembali. Dan badannya bertambah menggigil.


"Aa, ulah kamana-mana nya, upami tiasa Aa ngantosan Dewi di dieu, ulah kaluar.." ("Aa jangan kemana-mana ya, kalo bisa Aa menemani Dewi disini, jangan kemana-mana"), demikian permintaan Dewi pada Wenda sambil menangis menahan sakit. "Fachry mana A ?" tanya Dewi, sambil berusaha bangkit mencari anaknya semata wayang. "Ada Wi, ada di luar, nggak boleh masuk sama dokter.." jawab Wenda.
"Atos we, ayeuna mah Dewi istirahat, supados enggal damang..hawatos Fachry..." ucap Wenda lemah, tidak kuasa melihat keadaan istrinya.

Rabu 4 Oktober 2006, pada jam 8.15, keadaan Dewi berangsur pulih. Hingga jam 12.00 keadaanya membaik, suhu tubuh sudah mulai menurun, dan nafaspun mulai membaik. Melihat keadaan ini pada pukul 14.10 siang, Wenda memutuskan untuk pulang sejenak untuk beristirahat, karena sejak kemaren ia terus menerus menunggui Dewi di ruang ICU.

Namun ternyata Alloh SWT mempunyai rencana lain. Sekitar pukul 14.30 Kakak tertua Dewi menelpon Wenda agar sesegera mungkin balik ke rumah sakit. Perasaan Wenda semakin tidak karuan. Dan ternyata apa yang dikhawatirkannya beralasan. Ketika ia sampai di RS Muhammadyah, Dewi telah pulang ke Rakhmatullah. Menurut informasi yang berhasil di dapat, sekitar pukul 14.15 Dewi batuk-batuk dan kemudian muntah darah, dan langsung tidak sadarkan diri.

Menurut pemeriksaan Dokter, ternyata Dewi mengalami pembengkakan pankreas yang sudah akut. Suatu penyakit yang tidak terdeteksi sebelumnya, karena Dewi - menurut Wenda- tidak pernah mengeluh sakit.

Dewi meninggal pada hari Rabu 4 Oktober 2006, bertepatan dengan tanggal 12 Ramadhan 1427 Hijirah. Innalillahi Wa Innailahi Rojiun. Segala yang ada di dunia ini adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada Allah lah kita sekalian akan kembali. Menurut beberapa ustadz, meninggal pada bulan suci Ramadhan adalah suatu pertanda baik. Karena meninggal pada bulan suci adalah berarti ampunan dari Allah SWT. Dan ditutupnya pintu2 neraka, dan dibuka ya lebar2 pintu Surga.

Masih teringat ketika kami terakhir bertemu Dewi. Saat itu tanggal 3 September 2006. Dewi, Wenda dan Fachry datang ke rumah kami. Kebetulan pada saat itu kami sekeluarga akan berangkat ke JJS ke Ciwalk. Berhubung mereka belum pernah ke Ciwalk, maka kami berusaha memaksa mereka untuk ikut. "itung2 ngajak maen anak-anak, biar si Fachry maen dan lari2 bareng Mas dan Adek..(Radya dan Alva, anak kami).

Disana kami berfoto-foto, karena entah kenapa pula, pada hari itu tidak biasanya saya membawa kamera digital ke Ciwalk. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Suatu pertanda ? Entahlah....karena sebulan kemudian tepat tanggal 4 Oktober, Dewi meninggalkan kami selama-lamanya.......

Selamat jalan Dewi....kami semua kehilangan dirimu. Selamat jalan Ibu yang baik. Semoga Alloh SWT menempatkan dirimu di sisi-Nya, si Surga Jannatun Na'im.


BERBUKALAH DENGAN YANG MANIS


Hari sudah mulai senja, tanda adzan magrib akan segera berkumandang. Apa artinya ? Tentu, yang sangat dinanti setiap orang yang berpuasa : saatnya berbuka puasa. Apalagi puasa Ramadhan 1427 tahun ini, terasa sangat spesial. Apa spesialnya ? Kemarau berkepanjangan. Panas terik matahari yang sangat. Haus terasa lebih menyengat. Mungkin begini yah, jika kita berpuasa di Tanah Suci ? Wallahu'alam.

Rasullulah pernah menasihati para sahabatnya, bahwa berbukalah dengan yang manis. Mengapa ? Kenapa memang jika kita berbuka dengan menggunakan sesuatu yang asin ?? Tentunya itu hanyalah sunah Rasul. Namun dibalik itu tentu setiap Sunah Rasulloh ada ilmu dan hikmahnya. Subhanallah.

Yang jelas, setiap kita berpuasa dari waktu subuh hingga magrib, kadar gula kadar kita akan menurun karena tidak adanya pasokan yang mengandung gula maupun karbohidrat yang masuk. Ditambah dengan tidak ada nya air yang masuk ke dalam tubuh, lengkaplah sudah. ALat-alat pencernaan berhenti bekerja, detak jantung pun berkurang. Otomatis tubuh 1/2 beristirahat, tenaga pun berkurang. Elektrolit tubuh dan ion-ion tubuh pun berkurang (tentunya ini bukan iklan minuman ya!)

Oleh karena itu rasanya masuk akal, kalo makanan yang kita konsumsi pertama kali ketika berbuka adalah sesuatu yang mengandung gula. Selain memang untuk segera memulihkan kondisi tubuh dan mengembalikan kadar gula dalam darah, sehingga tubuh akan terasa lebih segar, dan tenaga akan kembali. Ini sah-sah saja, karena habis buka puasa kita masih ada aktivitas penting lainnya, sholat Magrib, Isya dan tarawih. Sholat Tarawih adalah aktivitas ibadah yang memerlukan tubuh yang bertenaga. Berapa rakaat sholat tarawih anda ? 11 ? 23 ? Tidak soal berapa jumlahnya, yang jelas berapapun, tidak akan enak rasanya kita sholat tarawih jika badan lesu, lelah dan tidak bertenaga.

Namun beberapa kalangan pakar gizi dan nutrien, mengatakan bahwa sebenarnya tidak baik berbuka puasa dengan yang manis. Kenapa ? Karena gula/glukosa adalah zat aktif yang dapat mengaktifkan oksidan dalam tubuh dan mempercepat degeratif sel tubuh. Dalam bahasa awamnya, kebanyakan makan gula maka kita akan cepat tua !!!. Mungkin ada benarnya. Tapi tentu Rasulloh tidak akan memerintahkan untuk berbuka dengan yang manis, jika tidak ada dasar ilmu dan hikmahnya. Ingatlah apa yang dikemukakan dari Rasulloh datangnya dari Allah SWT. Dan tentu saja Dia yang lebih mengetahui semua ilmu-Nya di banding manusia yang terpintar sekalipun.

Untuk itu buat para Ibu2, tetaplah sediakan panganan dan minuman yang manis-manis ketika berbuka untuk keluarga Anda !

Kisah Bandung-Cicalengka PP

Kemarin siang, tanggal 12 Ramadhan 1427 H, bertepatan dengan hari Kamis 5 Oktober 2006, di tengah2 teriknya matahari yang sangat menghauskan di sebuah hari puasa yang sangat panas. Si sulung Radya berkata "Pak jalan-jalan yuk...emas bosen nih di rumah...". Dengan sedikit rasa malas, tapi yah apa dikata--mumpung semangat untuk membahagiakan anak masih tebal dan badan pun masih enak buat diajak jalan-jalan (ingat sabda Rasul, "pergunakan waktu sehat mu sebaik-baiknya, sebelum waktu sakitmu), akhirnya saya turutin juga keinginan si sulung untuk jalan-jalan. Tujuannya tidak lain adalah seperti biasa : Stasiun Kereta Bandung. Berhubung anakku yang satu ini bener2 hobi liat kereta dan rel serta berbagai macam yang berhubungan dengan kereta api.


Meskipun panas sangat terik, suhu udara sekitar 33 celcius (ini di Bandung, apalagi di tempat lain yah ??), kami berjalan-jalan sepanjang setasiun kereta api. Selesai sholat Azhar, saya mengajak Radya untuk "ngabuburit" sambil melakukan apa yang menjadi favorit kami selama ini, naik KRD Patas dari Bandung ke CIcalengka pulang pergi....

Meskipun cuaca sangat terik dan panas, dan puasa terasa lebih berat karena suhu yag sangat tinggi (haus jadi terasa lebih berat 2x ...), te
rnyata kami sangat menikmati perjalanan. Memang alam daerah kota Bandung, sampai Rancaekek sangat indah, diliputi sawah yang menguning (kekeringan ?) yang meluas melapang sepanjang mata memandang, dengan dilatar belakangi oleh beberapa gunung dan bukit yang membiru di latar belakang....

Benar-benar suatu pelarian yang murah dan mengasyikkan.... karcis hanya habis Rp. 8.000 pulang pergi...tapi jiwa dan pikiran tersegarkan....

Terima Kasih ya Alloh karena telah memberi kami pemandangan yang begitu Indah, dan anak yang begitu manis dan menggemaskan untuk digembirakan....