Tuesday, October 23, 2007

Menghargai Orang, Perlukah ??


Loe, gw, ente, kamu, memang paling enak dipakai dalam bahasa sehari-hari pergaulan. Tentunya sapaan ini dipanggilkan buat teman sebaya atau teman segank, yang emang bakalan jadi aneh, kalo kita memakai bahasa-bahasa yang formil untuk berkomunikasi dengan teman akrab/sebaya kita. Atau sekedar menyebut langsung nama teman kita, tanpa embel-embel Mas, Pak, Mbak dan sebagainya yang mungkin terkesan terlalu formil... "Bikin nggak akrab, begitu kalo pake Pak-pakan, atau mas-masan.." ujar seorang mahasiswa yang pernah saya tanyai pendapatnya.

Nah, dimanakah saat yang tepat kita menggunakan pemakaian Mas, Pak, Mbak, Ibu, ketika kita berkomunikasi dengan seseorang ? Beberapa orang yang pernah saya mintakan pendapat, mengatakan bahwa panggilan-panggilan tersebut tetap perlu, untuk mengesankan kepada orang tersebut bahwa kita menghargai mereka, dan dengan sendirinya mereka pun akan menghargai kita, tanpa harus menghilangkan faktor keakraban itu sendiri...

Kapan kita sebaiknya menggunakan sapaan Mas, Pak dan sebagainya itu ? Menurut Dr. Andi Abdul Muis seorang pakar Komunikasi, kita sebaiknya memakai sapaan tersebut pada kondisi2 sebagai berikut :
  1. Kita sadar orang yang kita ajak komunikasi jauh lebih tua dari kita, minimal perbedaannya adalah 5 tahun.
  2. Orang tersebut memiliki hubungan ke-senioritas-an dengan kita.
  3. Orang tersebut adalah orang yang memiliki hubungan vertika dengan kita, misalnya atasan, guru, dosen, tutor kita
  4. Orang tersebut adalah saudara dekat kita.
  5. Orang tersebut memang sudah terkenal dan pantas untuk kita hormati.
Bagaimana jika kita tidak membiasakan untuk melakukan 6 poin diatas ? Memang tidak ada sanksi yang bisa memaksa kita untuk membiasakan diri menggunakan panggilan-panggilan tersebut. Namun, sebaiknya, kita membiasakannya, untuk kebaikan kita sendiri.


Tampaknya mungkin hal ini sepele, namun bisa berakibat fatal kalau tidak dibiasakan dilakukan. Saya memiliki seorang teman. Katakanlah usahanya adalah sebuah bidang jasa di dunia per-internetan. Sang pengusaha ini masih muda sekali, katakanlah masih di awal usia 20-an. Kebiasaannya sejak dulu selalu memanggil nama langsung kepada orang-orang yang dikenalnya, bahkan jika orang tersebut jauh lebih tua. Dia bahkan memanggil suami kakaknya yang berbeda 15 tahun umurnya dengan dirinya secara langsung..."Dang...dang..." (Nama suami kakaknya adalah Dadang).

Karena kebiasaannya ini lah, usahanya sulit berkembang. Banyak rekannya yang berminat menggunakan jasa yang dijual teman saya ini, batal hanya karena, teman saya ini berkomunikasi selalu hanya memanggil nama saja, tanpa embel2, Mas, Pak, dan sebagainya. "Bagaimana Gus, jadi menggunakan jasa saya...?" demikian pernah saya dengar ia berbicara dengan seorang calon klien yang bernama Gusman, yang saya tahu persis umurnya 15 tahun lebih tua dari teman saya itu. Pak Gusman tampaknya tersinggung, dan dia membatalkan segala macam kerja sama yang sudah direncanakan bersama teman saya itu...

Sebenarnya, kebiasaan ini akan membuat kita juga dihargai oleh orang, minimal jika kita membiasakan memanggil mereka Mas/Mbak, pasti mereka juga akan memanggil kita dengan panggilan yang sama, memaki Mas/Pak/Mbak/Bu.... Berkesan Feodal ? Mungkin, tapi percayalah..., cara-cara berkomunikasi seperti inilah yang terbaik di Indonesia...

4 comments:

Cecurut said...

Jadi,, saya harus manggil kang, mas atau pak? :D

Anonymous said...

siapa sih yang lagi diomongin disini? hehe...want to know aja! btw gimana nih mau gak investasi di jatinangor??

Anonymous said...

@Croco, terserah Ghan. Asal jangan panggil Mbak aja ! heheheh...

@hielmy, dikasih tau juga nggak akan kenal, temen saya tuh, buka usah web designers... orangnya emang gitu, gak suka yg formil2an... tapi jadinya ya gitu, kadang suka mentok sendiri gara-gara anti ke formilan. Masak ke Dosennya aja panggil nama, kebangetan deh...

Anonymous said...

Secara kita orang Indonesia (baca: endonesa) dengan budaya timurnya, ga enak deh kl manggil nama langsung, bahkan seumuran pun saya kadang manggil mas, kang atau pak, biar lebih enak komunikasinya.